Kemiskinan yang terburuk adalah KESEPIAN dan merasa tidak DICINTAI .... (M. Teresa)

Senin, Mei 30, 2011

Senin, November 22, 2010

Siapakah dan apakah kita?

(Renungan dan permenungan umum)
By: ASA

Apakah kita bunga mawar ?
Apakah kita bunga bakung ?
Apakah kita bunga melati ?
Apakah kita pohon trembesi, pohon beringin,...... ?

Mari, kita refleksikan semua pertanyaan diatas.


Agar sama dalam penafsiran , kita ambil satu hal penting yaitu semuanya menghijaukan bumi dan membuat indahnya dunia.

Kita manusia yang sedang berziarah ini sangatlah tidak bijaksana apabila berpikir dan merefleksikan semuanya berdasar perbedaan fisik, bunga berbeda satu dengan yang lain, demikian juga batang dan daunnya.
”.....kamu punya duri, kamu baunya tidak wangi, ........kamu batangnya keras, angkuh.......”

Dengan segala perbedaan fisik bunga, batang dan daun adalah sebuah karunia , karunia yang (pasti) punya rencana Agung yang tidak bisa kita artikan secara lahiriah , lahiriah yang gaduh.
Mengutip kata Bp. Gedhe Prama, kita bisa mengartikan hanya dalam permenungan dan kesunyian .

Ada Serigala, Harimau, dan Kelinci.
Kita peziarah yang ber-iman haruslah menafsirkan semuanya sebagai karunia yang Agung wujud KE-ESA-AN dan KE-KUASA-AN ALLAH dalam karya penciptaan dengan mencipta keragaman. Bukan untuk saling menerkam............

Hal yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahwa kita punya kitab suci, binatang tidak memilikinya.

Al Quran, Injil, Weda (Veda), Tripitaka, sehingga dan seharusnya tidaklah seperti serigala dan harimau yang menakutkan sang kelinci, hal ini karena mereka semua tidak punya kitab suci.
Dan seharusnya kita semua mengkondisikan dan memposisikan bahwa semua Kitab Suci yang dimiliki adalah dari Yang Maha Agung dan Yang Maha Kuasa, yang pantaslah kita hormati secara bersama-sama.

Disekolah kita diajarkan peribahasa, dan mari kita mengartikan peribahasa secara luas :

”Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi”.
Kita adalah sama dihadapan ALLAH YANG MAHA KUASA dan MAHA AGUNG.



”Nila setitik rusak susu sebelanga”.
Kesalahan, kecerobohan (atau kesengajaan untuk berbuat ”gaduh”) sekecil apapun yang kita (kelompok) lakukan akan membuat kerusakan pada orang (kelompok) lain, tidak hanya pada diri (kelompok) kita.
dan............
Kesalahan, kecerobohan (atau kesengajaan untuk berbuat ”gaduh”) yang kita (kelompok) lakukan pada orang (kelompok) lain, juga akan membuat masalah pada diri (kelompok) kita ; dan ini berarti juga akan membuat kerusakan pada kita (kelompok) bersama.


”Bagaikan pinang dibelah dua”
Agama, kepercayaan atau keyakinan yang berbeda-beda, bersumbar pada satu ALLAH, ALLAH YANG MAHA KUASA dan ALLAH YANG MAHA AGUNG, tidak ada bedanya satu dengan yang lain (-kembar identik kali ye........)

Intisari permenungan dalam hal ber-RAGAM-an:
• Agama, kepercayaan atau keyakinan yang berbeda-beda akan sangat indah didunia ini kalau masing masing umatnya berlaku seperti uangkapan/peribahasa diatas.
• Menafsirkan yang sama seperti bunga dan pohon , bahwa kita adalah untuk menghijaukan bumi dan membuat indahnya dunia.

Akhir kata, kita adalah dan seharusnyalah SEHATI dan SEJIWA dihadapan ALLAH YANG MAHA KUASA dan YANG MAHA AGUNG.

Read more...

Kamis, Oktober 21, 2010

Indahnya Berbagi

by: ASA

Bacaan Injil dari 2 Kor 9: 6-10, mengingatkan saya pada saat saya ada di lampu merah ketemu seorang anak dengan menggendong adiknya sedang meminta sedekah, dia menempelkan dahi melihat kedalam kabin mobilku dimana ada uang ribuan, dan saya dengan arogannya mengangkat tangan sebagai tanda “maaf”, dan muka menoleh ke lain arah supaya tidak memandang wajah anak itu.

Uang Ribuan yang buat saya merupakan uang recehan, tetapi menjadi harta yang bermakna bagi dia, paling tidak bisa dibelikan sebungkus nasi putih di warteg, dengan sedikit kuah sebagai perasa di lidah.

Dan kuingat kehidupan didesa, petani menebarkan 5 kg benih padi dan dapat menghasilkan berlipat – lipat ganda , lebih dari 1 ton hasil panen.

Kemudian petani menyisihkan hanya 5 kg untuk bibit berikutnya, dan beberapa kilogram untuk dibagikan kepada ibu-ibu yang ikut “derep / memanen padi“ , juga dibagikan sebagian kepada sanak-saudara, tetangga, dan juga dibagikan kepada desa dalam rupa “jimpitan” untuk pembangunan desa-nya, sebagian dijual untuk mendapatkan uang yang selanjutnya dapat dibelanjakan untuk keperluan lainnya dan sebagian lagi dimasukkan dalam lumbung sebagai cadangan “DEVISA” rumah tangganya.

Kubayangkan dengan pikiranku, apabila semua padi tersebut dimasukkan dalam lumbung, tikus akan mengerat, kutu akan merusak butir padi dan hujan akan membusukkan seluruh butiran padi.

Kembali pada diriku; muncul pernyataan dan pertanyaan pada diri sendiri, “ saya mengaku sebagai orang Katolik yang bisa pergi tanpa kehujanan, kedinginan pada saat panas terik, pantaskan aku memalingkan muka bagi anak kecil yang kepanasan menggendong adiknya yang mengharapkan mendapatkan uang receh dariku, yang (-mungkin-) saat itu dia belum makan ?”

Dimanakah ke-Katolikan-ku ?

Mudah untuk terucap , susah untuk dilaksanakan, karena aku memegang teori ekonomi.

Aku selalu menggunakan teori ekonomi dan kalkulator pikiranku untuk menghitung matematika untung ruginya.
Bila aku memberikan sedekah, apa untungnya bagiku dan berapakan yang kudapatkan ?

Petani tidak pernah terucap karena tidak memiliki teori dan tidak pernah menggunakan kalkulator pikiran, tetapi melaksanakannya; yaitu dengan hati.

2Kor 9:7
“Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.”

Petani merasakan indahnya berbagi dalam hidupnya, satu berbagi dengan yang lain, dan yang lain berbagi kepada yang lainnya lagi, seperti ikatan mata rantai ; satu dengan yang lain saling menyambung dan terciptalah alam yang “gemah ripah loh jinawi”.
Satu dengan yang lain merasa tidak ada yang kekurangan, dan satu dengan yang lain tidak ada yang merasa kelebihan.

2Kor 9:8
“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.”

Read more...

Senin, Agustus 09, 2010

PEMEKARAN LINGKUNGAN ST.KALISTUS

Seiring perjalanan waktu, saat ini jumlah umat Katolik di area Kota Deltamas yang bernaung dibawah lingkungan St. Kalistus, telah berkembang menjadi sekitar 110 KK.
Untuk lebih mengefektifkan karya pelayanan pastoral, parokial-teritorial kepada umat Katolik di area Kota Deltamas khususnya, maka pengurus Lingkungan St. Kalistus bersama beberapa tokoh umat telah bersepakat untuk memekarkan Lingkungan St. Kalistus menjadi 3 (tiga) Lingkungan baru, dimana nama Santo Pelindung, St. Kalistus tetap dipertahankan.

Setelah beberapa kali pertemuan, akhirnya telah disepakati terbentuknya ketiga Lingkungan yang akan efektif berkarya mulai bulan Okober 2010 nanti.

Adapun Lingkungan-lingkungan baru tersebut mencakup:


1. Zona Pasific
(nama Pelindung: St. KALISTUS)
termasuk Cluster: Caribbean, Hawaii, Ruko Palais, Ruko Waikiki, Asrama Brimob, dan area Tegal Danas.



2. Zona Amerika (nama Pelindung: St. BARNABAS)
termasuk Cluster: Fresno, Pasadena, Roseville, Bahama, Malibu, Calgary, dan Riviera.



3. Zona Eropa (nama Pelindung: St. BIRGITTA)
termasuk Cluster: Catania, Parthenon, Catalonia, dan Nice



Catatan:
HAL-HAL YANG MENCAKUP PERUBAHAN DAN PENGALIHAN WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TANGGUNG-JAWAB, AKAN DIRUMUSKAN SECARA SEKSAMA OLEH PENGURUS-PENGURUS LINGKUNGAN YANG BARU TERBENTUK, DALAM WAKTU DAN TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.

Kota Deltamas, 09 Agustus 2010
by: xxD

Read more...

Kamis, Juni 03, 2010

Indahnya Gereja Katolik

by : ASA

Sebuah judul yang secara harafiah dapat diartikan sebuah bangunan yang megah dan indah. Dimanakah gedung gereja itu…..?
Dan….pastilah kita semua akan tertuju pada Gereja St Petrus – Roma........ atau Katedral, ataupun Paroki tempat kita masing-masing dibesarkan dalam Iman.

Bila kita kembali dalam hirarki gereja, bahwa kita (umat) adalah gereja terkecil dalam hirarki tersebut.
Sudah adakah yang memandang indahnya gereja (-pribadi-) kita ?

Bahwa kita terlahir sebagai pribadi yang se-Citra dengan Allah.
Bahwa kita dibaptis sebagai Kelahiran baru
Bahwa kita menerima sakramen Krisma sebagai kalahiran baru
Bahwa kita setiap hari minggu menerima sakramen Ekaristi sebagai kelahiran baru.
Bahwa kita menerima sakramen lainnya – pun juga sebagai kelahiran baru.
Bahwa kita dalam kegiatan retret juga sebagai kelahiran baru.
Bahwa kita semua telah mengikuti Doa Rosario dan Novena ataupun doa pribadi, ini adalah kelahiran baru kita.

Ya.......semuanya adalah kelahiran baru.
Kelahiran baru artinya Manusia baru ; yang selalu diperbaharui dalam semua .peristiwa liturgis gereja yang kita terimakan.

Bagaimana seorang manusia baru harus bertindak ?

Efesus 4; 17-32 menuliskan, Manusia Baru harus meninggalkan tindakan-tindakan lama dan merubah hidupnya dengan tindakan-tindakan baru dengan mencintai Tuhan sesuai dengan ajaran Injil.
Manusia baru harus meninggalkan dosa lama.
Manusia baru harus berubah ; berubah dari manusia lama menjadi manusia baru dengan hidup dalam Tuhan.

Inilah Indahnya gereja Katolik dalam Pribadi.

Read more...

Kategori