Kemiskinan yang terburuk adalah KESEPIAN dan merasa tidak DICINTAI .... (M. Teresa)

Senin, November 22, 2010

Siapakah dan apakah kita?

(Renungan dan permenungan umum)
By: ASA

Apakah kita bunga mawar ?
Apakah kita bunga bakung ?
Apakah kita bunga melati ?
Apakah kita pohon trembesi, pohon beringin,...... ?

Mari, kita refleksikan semua pertanyaan diatas.


Agar sama dalam penafsiran , kita ambil satu hal penting yaitu semuanya menghijaukan bumi dan membuat indahnya dunia.

Kita manusia yang sedang berziarah ini sangatlah tidak bijaksana apabila berpikir dan merefleksikan semuanya berdasar perbedaan fisik, bunga berbeda satu dengan yang lain, demikian juga batang dan daunnya.
”.....kamu punya duri, kamu baunya tidak wangi, ........kamu batangnya keras, angkuh.......”

Dengan segala perbedaan fisik bunga, batang dan daun adalah sebuah karunia , karunia yang (pasti) punya rencana Agung yang tidak bisa kita artikan secara lahiriah , lahiriah yang gaduh.
Mengutip kata Bp. Gedhe Prama, kita bisa mengartikan hanya dalam permenungan dan kesunyian .

Ada Serigala, Harimau, dan Kelinci.
Kita peziarah yang ber-iman haruslah menafsirkan semuanya sebagai karunia yang Agung wujud KE-ESA-AN dan KE-KUASA-AN ALLAH dalam karya penciptaan dengan mencipta keragaman. Bukan untuk saling menerkam............

Hal yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahwa kita punya kitab suci, binatang tidak memilikinya.

Al Quran, Injil, Weda (Veda), Tripitaka, sehingga dan seharusnya tidaklah seperti serigala dan harimau yang menakutkan sang kelinci, hal ini karena mereka semua tidak punya kitab suci.
Dan seharusnya kita semua mengkondisikan dan memposisikan bahwa semua Kitab Suci yang dimiliki adalah dari Yang Maha Agung dan Yang Maha Kuasa, yang pantaslah kita hormati secara bersama-sama.

Disekolah kita diajarkan peribahasa, dan mari kita mengartikan peribahasa secara luas :

”Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi”.
Kita adalah sama dihadapan ALLAH YANG MAHA KUASA dan MAHA AGUNG.



”Nila setitik rusak susu sebelanga”.
Kesalahan, kecerobohan (atau kesengajaan untuk berbuat ”gaduh”) sekecil apapun yang kita (kelompok) lakukan akan membuat kerusakan pada orang (kelompok) lain, tidak hanya pada diri (kelompok) kita.
dan............
Kesalahan, kecerobohan (atau kesengajaan untuk berbuat ”gaduh”) yang kita (kelompok) lakukan pada orang (kelompok) lain, juga akan membuat masalah pada diri (kelompok) kita ; dan ini berarti juga akan membuat kerusakan pada kita (kelompok) bersama.


”Bagaikan pinang dibelah dua”
Agama, kepercayaan atau keyakinan yang berbeda-beda, bersumbar pada satu ALLAH, ALLAH YANG MAHA KUASA dan ALLAH YANG MAHA AGUNG, tidak ada bedanya satu dengan yang lain (-kembar identik kali ye........)

Intisari permenungan dalam hal ber-RAGAM-an:
• Agama, kepercayaan atau keyakinan yang berbeda-beda akan sangat indah didunia ini kalau masing masing umatnya berlaku seperti uangkapan/peribahasa diatas.
• Menafsirkan yang sama seperti bunga dan pohon , bahwa kita adalah untuk menghijaukan bumi dan membuat indahnya dunia.

Akhir kata, kita adalah dan seharusnyalah SEHATI dan SEJIWA dihadapan ALLAH YANG MAHA KUASA dan YANG MAHA AGUNG.

Read more...

Kamis, Oktober 21, 2010

Indahnya Berbagi

by: ASA

Bacaan Injil dari 2 Kor 9: 6-10, mengingatkan saya pada saat saya ada di lampu merah ketemu seorang anak dengan menggendong adiknya sedang meminta sedekah, dia menempelkan dahi melihat kedalam kabin mobilku dimana ada uang ribuan, dan saya dengan arogannya mengangkat tangan sebagai tanda “maaf”, dan muka menoleh ke lain arah supaya tidak memandang wajah anak itu.

Uang Ribuan yang buat saya merupakan uang recehan, tetapi menjadi harta yang bermakna bagi dia, paling tidak bisa dibelikan sebungkus nasi putih di warteg, dengan sedikit kuah sebagai perasa di lidah.

Dan kuingat kehidupan didesa, petani menebarkan 5 kg benih padi dan dapat menghasilkan berlipat – lipat ganda , lebih dari 1 ton hasil panen.

Kemudian petani menyisihkan hanya 5 kg untuk bibit berikutnya, dan beberapa kilogram untuk dibagikan kepada ibu-ibu yang ikut “derep / memanen padi“ , juga dibagikan sebagian kepada sanak-saudara, tetangga, dan juga dibagikan kepada desa dalam rupa “jimpitan” untuk pembangunan desa-nya, sebagian dijual untuk mendapatkan uang yang selanjutnya dapat dibelanjakan untuk keperluan lainnya dan sebagian lagi dimasukkan dalam lumbung sebagai cadangan “DEVISA” rumah tangganya.

Kubayangkan dengan pikiranku, apabila semua padi tersebut dimasukkan dalam lumbung, tikus akan mengerat, kutu akan merusak butir padi dan hujan akan membusukkan seluruh butiran padi.

Kembali pada diriku; muncul pernyataan dan pertanyaan pada diri sendiri, “ saya mengaku sebagai orang Katolik yang bisa pergi tanpa kehujanan, kedinginan pada saat panas terik, pantaskan aku memalingkan muka bagi anak kecil yang kepanasan menggendong adiknya yang mengharapkan mendapatkan uang receh dariku, yang (-mungkin-) saat itu dia belum makan ?”

Dimanakah ke-Katolikan-ku ?

Mudah untuk terucap , susah untuk dilaksanakan, karena aku memegang teori ekonomi.

Aku selalu menggunakan teori ekonomi dan kalkulator pikiranku untuk menghitung matematika untung ruginya.
Bila aku memberikan sedekah, apa untungnya bagiku dan berapakan yang kudapatkan ?

Petani tidak pernah terucap karena tidak memiliki teori dan tidak pernah menggunakan kalkulator pikiran, tetapi melaksanakannya; yaitu dengan hati.

2Kor 9:7
“Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.”

Petani merasakan indahnya berbagi dalam hidupnya, satu berbagi dengan yang lain, dan yang lain berbagi kepada yang lainnya lagi, seperti ikatan mata rantai ; satu dengan yang lain saling menyambung dan terciptalah alam yang “gemah ripah loh jinawi”.
Satu dengan yang lain merasa tidak ada yang kekurangan, dan satu dengan yang lain tidak ada yang merasa kelebihan.

2Kor 9:8
“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.”

Read more...

Senin, Agustus 09, 2010

PEMEKARAN LINGKUNGAN ST.KALISTUS

Seiring perjalanan waktu, saat ini jumlah umat Katolik di area Kota Deltamas yang bernaung dibawah lingkungan St. Kalistus, telah berkembang menjadi sekitar 110 KK.
Untuk lebih mengefektifkan karya pelayanan pastoral, parokial-teritorial kepada umat Katolik di area Kota Deltamas khususnya, maka pengurus Lingkungan St. Kalistus bersama beberapa tokoh umat telah bersepakat untuk memekarkan Lingkungan St. Kalistus menjadi 3 (tiga) Lingkungan baru, dimana nama Santo Pelindung, St. Kalistus tetap dipertahankan.

Setelah beberapa kali pertemuan, akhirnya telah disepakati terbentuknya ketiga Lingkungan yang akan efektif berkarya mulai bulan Okober 2010 nanti.

Adapun Lingkungan-lingkungan baru tersebut mencakup:


1. Zona Pasific
(nama Pelindung: St. KALISTUS)
termasuk Cluster: Caribbean, Hawaii, Ruko Palais, Ruko Waikiki, Asrama Brimob, dan area Tegal Danas.



2. Zona Amerika (nama Pelindung: St. BARNABAS)
termasuk Cluster: Fresno, Pasadena, Roseville, Bahama, Malibu, Calgary, dan Riviera.



3. Zona Eropa (nama Pelindung: St. BIRGITTA)
termasuk Cluster: Catania, Parthenon, Catalonia, dan Nice



Catatan:
HAL-HAL YANG MENCAKUP PERUBAHAN DAN PENGALIHAN WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TANGGUNG-JAWAB, AKAN DIRUMUSKAN SECARA SEKSAMA OLEH PENGURUS-PENGURUS LINGKUNGAN YANG BARU TERBENTUK, DALAM WAKTU DAN TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.

Kota Deltamas, 09 Agustus 2010
by: xxD

Read more...

Kamis, Juni 03, 2010

Indahnya Gereja Katolik

by : ASA

Sebuah judul yang secara harafiah dapat diartikan sebuah bangunan yang megah dan indah. Dimanakah gedung gereja itu…..?
Dan….pastilah kita semua akan tertuju pada Gereja St Petrus – Roma........ atau Katedral, ataupun Paroki tempat kita masing-masing dibesarkan dalam Iman.

Bila kita kembali dalam hirarki gereja, bahwa kita (umat) adalah gereja terkecil dalam hirarki tersebut.
Sudah adakah yang memandang indahnya gereja (-pribadi-) kita ?

Bahwa kita terlahir sebagai pribadi yang se-Citra dengan Allah.
Bahwa kita dibaptis sebagai Kelahiran baru
Bahwa kita menerima sakramen Krisma sebagai kalahiran baru
Bahwa kita setiap hari minggu menerima sakramen Ekaristi sebagai kelahiran baru.
Bahwa kita menerima sakramen lainnya – pun juga sebagai kelahiran baru.
Bahwa kita dalam kegiatan retret juga sebagai kelahiran baru.
Bahwa kita semua telah mengikuti Doa Rosario dan Novena ataupun doa pribadi, ini adalah kelahiran baru kita.

Ya.......semuanya adalah kelahiran baru.
Kelahiran baru artinya Manusia baru ; yang selalu diperbaharui dalam semua .peristiwa liturgis gereja yang kita terimakan.

Bagaimana seorang manusia baru harus bertindak ?

Efesus 4; 17-32 menuliskan, Manusia Baru harus meninggalkan tindakan-tindakan lama dan merubah hidupnya dengan tindakan-tindakan baru dengan mencintai Tuhan sesuai dengan ajaran Injil.
Manusia baru harus meninggalkan dosa lama.
Manusia baru harus berubah ; berubah dari manusia lama menjadi manusia baru dengan hidup dalam Tuhan.

Inilah Indahnya gereja Katolik dalam Pribadi.

Read more...

Kamis, Mei 27, 2010

Saya Yesus, mereka anak-anakku...

by: ASA

Dipinggir sungai yang sedang banjir terlihat Seorang anak terseret arus sungai yang deras dengan teriakan minta tolong.
Orang disekitar sungai menatap dengan kesedihan (ya...hanya kesedihan) dengan meratap iba, tanpa tindakan; saling menunjuk, dan saling meminta satu dengan yang lain untuk menolongnya.


Tiba-tiba seorang ibu langsung terjun ke sungai tidak menghiraukan arus banjir yang deras; dan ditolongnya seorang anak, ..........dan selamat.
Sesampai di pinggir sungai ibu tadi diwawancarai seorang wartawan: ”ibu sungguh luar biasa memberanikan diri melawan bahaya. Apa yang mendorong ibu untuk menolong anak tadi? ”
Jawab ibu : ” saya ibunya, dia anakku..........”


Dilain waktu , disebuah lautan ada sebuah kapal kayu yang pecah dan terguling, dan para penumpangnya terhempas dalam lautan bebas yang dingin.
Disana nampak sebuah kapal pesiar mewah dengan penuh para wisatawan dan disamping yang lain ada sebuah kapal nelayan dengan satu nelayan diatasnya.
Kapal pesiar tidak bisa menolong, karena bila ditolong akan melebihi kapasitas, dan (mungkin) akan ikut tenggelam.

Nelayan yang melihat langsung terjun ke laut untuk menolong orang satu persatu, para korban diberikan tambatan sebuah kayu dari pecahan kapal tersebut. Dan beberapa saat kemudian datanglah kapal nelayan yang lebih besar dan semuanya dinaikkan dalam kapal itu.

Sesampainya di darat, sang pahlawan diwawancarai wartawan, ”bapak sungguh luar biasa, memberanikan diri melawan bahaya dengan rela mati. Apa yang mendorong bapak untuk menolong orang sebegitu banyak, dan kapal nelayan besar tadi siapa nahkodanya ? ”
Jawab bapak : ” saya YESUS, mereka adalah anak-anakku.........., kapal besar tadi dinahkodai Bapa-Ku. ”

Read more...

Senin, Mei 17, 2010

Mengapa Umat Katolik Berdoa kepada Santa Perawan Maria ?

By: ASA
Banyak orang non-Katolik telah diajari sedari kecil untuk meyakini bahwa salah satu bukti nyata akan ketidakbenaran ajaran Katolik dapat dilihat dalam penghormatan yang disampaikan kepada Santa Perawan Maria dalam Gereja Katolik, dan dalam begitu banyaknya doa yang dengan penuh kepercayaan disampaikan kepada Bunda Maria oleh umat Katolik. Sementara itu, benar juga bahwa banyak orang non-Katolik, setelah mempelajari dasar-dasar kebenaran akan devosi umat Katolik kepada Maria, begitu terpikat olehnya hingga akhirnya mereka menjadi Katolik. Kebenaran tersebut sangat sederhana dan gamblang dan seluruhnya terkandung dalam dua kebenaran berikut.

1. MARIA ADALAH BUNDA ALLAH.

Katolik percaya bahwa Allah tidak terikat oleh suatu kewajiban apapun untuk memiliki seorang ibunda; Katolik percaya bahwa Ia memilih untuk memiliki seorang ibunda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Ia memilih untuk memperkenankan tubuh manusiawi-Nya dibentuk dalam rahimnya.

Ia memilih untuk memperkenankan ibunda-Nya melahirkan-Nya ke dunia sebagai seorang bayi kecil mungil. Ia memilih untuk mengijinkan ibunda-Nya menyusui-Nya, menggendong-Nya dalam pelukannya, melindungi-Nya dari mara bahaya, dan mengajari-Nya seperti layaknya seorang anak diajari oleh orangtuanya: berjalan, berbicara dan berdoa. Dengan demikian, Ia memilih untuk memberikan kepada Maria kuasa atas Diri-Nya yang hanya dapat dinyatakan dengan cinta. Katolik percaya bahwa dalam memilih ibunda-Nya, Putra Allah memilih untuk memberikan kepadanya kuasa atas kehendak-Nya, yang karena kasih senantiasa dimiliki oleh seorang ibu yang baik bagi anaknya.

2. MARIA ADALAH BUNDA SELURUH UMAT MANUSIA.

Katolik percaya bahwa Putra Allah memilih untuk datang ke dunia melalui seorang ibunda agar ibunda-Nya itu dapat menerima pula segenap anak manusia yang berdosa sebagai saudara-saudari-Nya. Ia memberikan teladan bagaimana bunda-Nya harus dihormati dan dikasihi. Ia mempersiapkan bunda-Nya sebagai bunda seluruh umat manusia dengan memintanya untuk menanggung segala bentuk penderitaan yang mungkin, dan dengan demikian, mengajarkan kepadanya untuk menaruh belas kasihan pada segala bentuk penderitaan anak-anaknya. Jika ibunda-Nya itu adalah Bunda bagi Diri-Nya Sendiri, pastilah Ia membebaskannya dari penderitaan, oleh sebab Ia mempunyai kuasa untuk melakukannya dan karena Ia mencintai Bunda-Nya dengan kasih yang tak terbatas. Ia mengadakan mukjizat-Nya yang pertama di hadapan publik atas permintaan Bunda-Nya, dan menjelang ajal-Nya, Ia mengingatkan Bunda-Nya bahwa ia telah dipersiapkan sejak dari semula untuk menjadi bunda bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, Katolik percaya bahwa Maria pastilah dengan antusias menolong mereka, dalam pencobaan jiwa maupun badan, seperti layaknya seorang ibu dengan antusias mengusahakan kesejahteraan bagi anaknya.

Rosario yang didaraskan umat Katolik merupakan ungkapan kepercayaan mereka terhadap kedua kebenaran di atas. Umat Katolik yakin bahwa jika Maria berbicara kepada Putra Ilahi-nya bagi mereka, tak perlu diragukan lagi mereka pasti akan menerima jawab atas doa-doa mereka.

Imprimi Potest: John N. McCormick, C.SS.R.
Provincial, St. Louis Province
Redemptorist Fathers, May 2, 1960

Imprimatur: + Joseph E. Ritter, Archbishop of St. Louis,
May 5, 1960

sumber : “Why Catholics Pray to the Blessed Virgin Mary”; www.catholictradition.org
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Catholic Tradition.”

Read more...

Mengapa Kita Menghormati Bunda Maria?

By : ASA
Sepanjang bulan Mei, Gereja meminta kita untuk memberi perhatian secara lebih istimewa kepada Santa Perawan Maria, Bunda Allah. Bunda Maria sangat berarti bagi kita karena beberapa alasan:

MARIA, GADIS YAHUDI

Pertama-tama karena Bunda Maria adalah Bunda Yesus. Maria adalah seorang gadis belia, mungkin usianya masih belasan tahun, ketika ia menjadi Bunda Yesus.
Kemungkinan besar Maria dilahirkan di kota Sepphoris, yang terletak di sebelah utara Palestina. Sepphoris adalah sebuah kota besar di mana bangsa Yahudi dan bangsa Romawi hidup berdampingan dengan damai. Sepphoris merupakan ibu kota Galilea. Kota itu memiliki banyak rumah yang indah dan bahkan sebuah gedung teater yang besar. Sepphoris hancur luluh dilanda gempa bumi besar ketika Maria masih kanak-kanak. Jadi keluarga Maria pindah beberapa mil jauhnya ke Nazareth, sebuah dusun kecil yang berpenduduk hanya 150 hingga 300 orang.

“Nazareth” dalam bahasa Ibrani mempunyai dua arti yang berbeda. Nazareth bisa berarti “lili, bunga bakung” yang merupakan simbol kehidupan, dapat juga berarti “keturunan”. Keluarganya berasal dari keturunan Raja Daud. Baik itu artinya bunga bakung ataupun keturunan, Nazareth adalah nama yang indah bagi tempat tinggal Maria. Di sanalah Maria bertemu dengan Yusuf, seorang tukang kayu. Kemungkinan Yusuf tidak jauh lebih tua dari Maria. Mereka pun bertunangan. Biasanya, masa pertungangan berlangsung selama satu tahun atau lebih. Si gadis akan menenun dan melakukan pekerjaan rumah tangga, sementara sang pria akan membangun rumah tempat tinggal mereka. Kisah selanjutnya kita baca setiap tahun pada hari Natal.

MARIA, BUNDA ALLAH

Kita tidak boleh lupa bahwa Yesus adalah sungguh Allah. Yesus juga sungguh Manusia, dan Ia bangga menjadi manusia. Yesus sering menyebut diri-Nya, “Anak Manusia.” Dalam bahasa Ibrani ungkapan tersebut berarti “manusia”. Karena Yesus tidak dapat dibagi menjadi dua: Yesus yang Allah dan Yesus yang Manusia, maka bunda-Nya juga disebut Bunda Allah.

MARIA, BUNDA KITA

Menjelang ajal-Nya di salib, Yesus memberikan Bunda Maria kepada kita untuk menjadi bunda kita juga. Yesus melakukannya ketika Ia menyerahkan Bunda Maria ke dalam pemeliharaan St. Yohanes, Rasul. Yesus berkata, " Inilah ibumu." Artinya Tuhan telah mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya sendiri. Ingatlah, ketika Yesus bangkit dari antara orang mati, Ia berkata, “Aku akan pergi kepada Allah-Ku dan Allah-mu, kepada Bapa-Ku dan Bapa-mu.” Jadi kita mempunyai Bapa dan Bunda yang sama dengan Yesus. Dengan demikian kita semua menjadi saudara dan saudari-Nya. Kita semua merupakan suatu keluarga yang mengagumkan!

Tunjukkanlah hormatmu kepada Bunda Maria. Ia membawa kita kepada Putera-nya, Yesus.

sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Richard Lonsdale.”


Read more...

SALAM MARIA

by : xxD

Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu,
terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus.

Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini,
sekarang dan waktu kami mati. Amin.


Jutaan umat Katolik biasa mendaraskan Salam Maria. Sebagian mendaraskannya dengan begitu cepat, bahkan tanpa memikirkan kata-kata yang mereka ucapkan. Pernyataan-pernyataan berikut ini semoga dapat membantu kita mendaraskannya dengan lebih khusuk.


Satu Salam Maria yang didaraskan dengan baik memenuhi hati Bunda Maria dengan sukacita dan memperolehkan bagi diri kita sendiri rahmat-rahmat luar biasa yang tak terkatakan, yang ingin dilimpahkan Bunda Maria kepada kita. Satu Salam Maria yang didaraskan dengan baik memperolehkan bagi kita jauh lebih banyak rahmat daripada seribu Salam Maria yang didaraskan secara asal.

Doa Salam Maria bagaikan suatu tambang emas di mana kita senantiasa dapat menggali darinya tanpa ia pernah menjadi habis. Sulitkah mendaraskan Salam Maria dengan baik? Yang kita perlukan hanyalah belajar memahami nilai dan artinya.

St. Hieronimus mengatakan bahwa “kebenaran yang terkandung dalam Salam Maria begitu agung dan luhur, begitu mengagumkan, hingga tak ada manusia atau pun malaikat yang dapat memahami sepenuhnya.”

St. Thomas Aquinas, Pujangga Gereja yang terkemuka, 'yang paling bijaksana di antara para kudus dan yang paling kudus di antara para bijaksana', seperti dinyatakan oleh Paus Leo XIII, berkhotbah selama 40 hari lamanya di Roma hanya tentang Salam Maria, membuat para pendengarnya terpesona serta penuh sukacita.

Pastor F. Suarez, seorang imam Yesuit yang terpelajar dan kudus, ketika sedang menghadapi ajal menyatakan bahwa dengan senang hati ia akan menyerahkan seluruh dari banyak buku berbobot yang ia tulis, juga seluruh karya sepanjang hidupnya, demi mendapatkan ganjaran dan jasa dari satu doa Salam Maria yang didaraskan dengan khusuk dan tulus.

St. Mechtilda, yang sangat mengasihi Bunda Maria, suatu hari sedang berusaha keras untuk menggubah sebuah doa yang indah untuk menghormati Bunda Maria. Bunda Maria menampakkan diri kepadanya, dengan tulisan emas di dadanya: “Salam Maria penuh rahmat.” Santa Perawan berkata kepadanya, “Berhentilah, anakku terkasih, dari usahamu itu, oleh sebab tidaklah mungkin engkau dapat menggubah suatu doa yang dapat memberiku sukacita dan kebahagiaan seperti Salam Maria.”

Seorang pria memperoleh sukacita luar biasa dengan mendaraskan Salam Maria secara perlahan-lahan. Santa Perawan menampakkan diri kepadanya dengan tersenyum dan mengatakan kepadanya hari serta jam bilamana ia akan meninggal, serta memperolehkan baginya kematian yang paling kudus dan bahagia. Setelah kematiannya, sekuntum bunga bakung putih yang indah tumbuh dari mulutnya. Pada daun-daun bunganya tertulis “Salam Maria”.

Cesarius menceritakan kisah serupa. Seorang biarawan yang rendah hati dan kudus tinggal di sebuah biara. Daya tangkap dan daya ingatnya begitu lemah hingga ia hanya dapat menghafalkan satu doa saja, yaitu “Salam Maria”. Setelah kematiannya, sebatang pohon tumbuh di atas kuburnya dan pada semua daun-daunnya tertulis: “Salam Maria”.

Kisah-kisah indah berikut ini menunjukkan kepada kita betapa tinggi nilai devosi kepada Bunda Maria dan betapa besar kuasa doa Salam Maria yang didaraskan dengan khusuk.

Setiap kali kita mengucapkan Salam Maria, kita mengulangi kata-kata yang sama yang diucapkan Malaikat Agung St. Gabriel pada waktu menyampaikan salam kepada Maria pada Hari Kabar Sukacita, yaitu ketika ia menjadi Bunda Putra Allah.

Begitu banyak rahmat dan sukacita yang memenuhi jiwa Maria saat itu.

Sekarang, pada saat kita mendaraskan Salam Maria, kita mempersembahkan sekali lagi segala rahmat dan sukacita tersebut kepada Bunda Maria dan ia menerimanya dengan bahagia yang mendalam.

Sebagai balasnya, ia membagikan sukacitanya itu kepada kita.

Suatu ketika, Yesus meminta St. Fransiskus Asisi untuk memberi-Nya sesuatu. Orang kudus itu menjawab, “Tuhan terkasih, aku tak dapat memberi-Mu apa-apa lagi, sebab aku telah memberikan segalanya untuk-Mu, yaitu segenap cintaku.”

Yesus tersenyum dan berkata, “Fransiskus, berikan pada-Ku segenap cintamu itu lagi dan lagi, setiap kali, cintamu itu mendatangkan kesukaan yang sama bagi-Ku.”

Demikian juga dengan Bunda kita terkasih. Setiap kali kita mendaraskan Salam Maria, Bunda Maria menerima dari kita segala sukacita dan kebahagiaan yang sama seperti yang ia terima dari perkataan St. Gabriel.

Allah yang Mahakuasa telah menganugerahkan kepada Bunda-Nya yang Terberkati segala kemuliaan, keagungan, dan kekudusan yang diperlukan untuk menjadikannya Bunda-Nya Sendiri yang paling sempurna.

Namun demikian, Ia juga menganugerahkan kepada Bunda-Nya segala pesona, cinta, kelemah-lembutan serta kasih sayang yang diperlukan untuk menjadikannya Bunda kita yang paling terkasih. Bunda Maria adalah sungguh-sungguh dan benar-benar Bunda kita.

Seperti anak-anak lari kepada ibunya ketika menghadapi bahaya untuk minta perlindungan, demikian juga patutlah kita lari segera dengan keyakinan tak terbatas kepada Maria.

St. Bernardus dan banyak para kudus lainnya mengatakan bahwa tak pernah sekali pun terdengar pernah terjadi di suatu waktu atau pun tempat bahwa Bunda Maria menolak mendengarkan doa anak-anaknya yang di bumi.

Mengapakah kita tidak menyadari kebenaran yang sangat menghibur hati kita ini? Mengapakah kita menolak cinta dan penghiburan yang ditawarkan oleh Bunda Allah yang Manis kepada kita?

Adakah sikap acuh kita yang mengerikan, yang menjauhkan kita dari pertolongan dan penghiburan yang sedemikian itu?

Mengasihi dan mengandalkan Maria berarti berbahagia di dunia sekarang ini dan berbahagia kelak di Surga.

Dr. Hugh Lammer adalah seorang Protestan fanatik, dengan prasangka-prasangka kuat menentang Gereja Katolik. Suatu hari ia menemukan suatu penjelasan tentang Salam Maria dan membacanya. Ia begitu terpesona olehnya hingga mulai mendaraskannya setiap hari. Tanpa disadarinya, segala antipati dan kebenciannya terhadap Gereja Katolik mulai lenyap. Ia menjadi seorang Katolik, seorang imam yang kudus dan profesor Teologi Katolik di Breslau.

Seorang imam diminta datang ke sisi pembaringan seorang yang sedang menghadapi ajal dalam keputusasaan oleh karena dosa-dosanya. Namun demikian, orang itu bersikukuh menolak mengakukan dosa-dosanya. Sebagai usahanya yang terakhir, imam meminta si sakit agar setidak-tidaknya ia mendaraskan Salam Maria. Sesudah mendoakan Salam Maria, pria malang itu mengakukan dosanya dengan tulus dan meninggal dengan kudus.

Di Inggris, seorang imam paroki diminta untuk pergi menemui seorang wanita Protestan yang sedang sakit parah dan rindu menjadi seorang Katolik. Ketika ditanya apakah ia pernah pergi ke Gereja Katolik, atau apakah ia pernah belajar dari umat Katolik, atau apakah ia membaca buku-buku Katolik, ia menjawab, “Tidak, tidak pernah.” Sejauh yang dapat diingatnya ialah - ketika masih kanak-kanak - ia belajar dari seorang gadis kecil tetangga yang Katolik doa Salam Maria, yang kemudian dilakukannya setiap malam. Wanita itu kemudian dibaptis dan sebelum meninggal boleh menikmati kebahagian menyaksikan suami dan anak-anaknya dibaptis juga.

St. Gertrude mengatakan dalam bukunya, “Wahyu” bahwa ketika kita mengucap syukur kepada Tuhan atas rahmat-rahmat yang Ia berikan kepada seorang kudus tertentu, kita juga memperoleh bagian besar atas rahmat-rahmat tersebut.

Jika demikian, rahmat-rahmat apakah yang tidak akan kita peroleh jika kita mendaraskan Salam Maria sementara kita mengucap syukur kepada-Nya atas segala rahmat tak terkatakan yang telah Ia anugerahkan kepada Bunda-Nya Maria?

With Ecclesiastical Approval

“. . . Satu Ave Maria (Salam Maria) yang didaraskan tanpa perasaan mendalam, tetapi dengan kehendak yang tulus dalam masa kekeringan, jauh lebih bernilai di hadapanku daripada satu Rosario penuh yang didaraskan di tengah penghiburan.”
(Bunda Maria kepada Sr. Benigna Consolata Ferrero)

“Seorang imam Yesuit yang kudus dan terpelajar, Pastor Suarez, memahami dengan begitu mendalam nilai Salam Malaikat (Salam Maria) hingga ia mengatakan bahwa ia akan dengan senang hati menyerahkan segala ilmu yang diperolehnya demi memperoleh ganjaran dan jasa satu Salam Maria yang didaraskan dengan pantas.”
(St. Louis De Montfort, Rahasia Rosario, hal. 48)

sumber : “The Power of One Hail Mary”; www.catholictradition.org
“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauly Fongemie ~ Catholic Tradition.”



Read more...

Rabu, Februari 24, 2010

Tetes Terakhir

By : Edi S.

Pasar malam dibuka di sebuah kota. Penduduk menyambutnya dengan gembira. Berbagai macam permainan, stand makanan dan pertunjukan diadakan. Salah satu yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat.

Begitu banyak orang setiap malam menyaksikan unjuk kekuatan otot manusia kuat ini. Manusia kuat ini mampu melengkungkan baja tebal hanya dengan tangan telanjang. Tinjunya dapat menghancurkan batu bata tebal hingga berkeping-keping. Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco. Namun setiap kali menutup pertunjukkannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras jeruk tersebut hingga ke tetes terakhir. 'Hingga tetes terakhir', pikirnya.

Manusia kuat lalu menantang para penonton: "Hadiah yang besar kami sediakan kepada barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini!"

Kemudian naiklah seorang lelaki, seorang yang atletis, ke atas panggung.

Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras... dan menekan sisa jeruk... tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria kuat lainnya turut mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Manusia kuat itu tersenyum-senyum sambil berkata : "Aku berikan satu kesempatan terakhir, siapa yang mau mencoba?"

Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba. "Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung." Walau dibayangi kegelian di hatinya, manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu. Pria kuat lainnya saja gagal meneteskan setetes air dari potongan jeruk itu apalagi ibu kurus tua ini. Itulah yang ada di pikiran penonton.

Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya. Lalu wanita itu mencoba memegang sisa jeruk itu dengan penuh konsentrasi. Ia memegang sebelah pinggirnya, mengarahkan ampas jeruk ke arah tengah, demikian terus ia ulangi dengan sisi jeruk yang lain. Ia terus menekan serta memijit jeruk itu, hingga akhirnya memeras... dan "ting!" setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh di atas meja panggung.

Penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.

Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya, "Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukkan semacam ini ratusan kali. Dan, banyak orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya Anda satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu.

Boleh aku tahu, bagaimana Anda bisa melakukan hal itu?"

"Begini," jawab wanita itu, "Aku adalah seorang janda yang ditinggal mati suamiku. Aku harus bekerja keras untuk mencari nafkah bagi hidup kelima anakku. Jika engkau memiliki tanggungan beban seperti itu, engkau akan mengetahui bahwa selalu ada tetesan air walau itu di padang gurun sekalipun. Engkau juga akan mengetahui jalan untuk menemukan tetesan itu. Jika hanya memeras setetes air jeruk dari ampas yang engkau buat, bukanlah hal yang sulit bagiku". Selalu ada tetesan setelah tetesan terakhir. Aku telah ratusan kali mengalami jalan buntu untuk semua masalah serta kebutuhan yang keluargaku perlukan. Namun hingga saat ini aku selalu menerima tetes berkat untuk hidup keluargaku. Aku percaya Tuhanku hidup dan aku percaya tetesan berkat-Nya tidak pernah kering, walau mata jasmaniku melihat semuanya telah kering. Aku punya alasan untuk menerima jalan keluar dari masalahku. Saat aku mencari, aku menerimanya karena ada pribadi yang mengasihiku.

"Bila Anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalannya", demikian kata seorang bijak.

Seringkali kita tak kuat melakukan sesuatu karena tak memiliki alasan yang cukup kuat untuk menerima hal tersebut.(Ed)

Read more...

Selasa, Februari 23, 2010

Kekayaan, Kesuksesan & Cinta

by: Edi S.

Suatu ketika, ada seorang wanita yg kembali ke rumah & melihat tiga orang pria berjanggut berada di depan rumahnya. Karena tidak mengenal mereka, ia berkata, "Aku tidak mengenal kalian, tetapi aku yakin kalian pasti lapar. Mari masuk, mungkin aku mempunyai sesuatu untuk mengganjal perut kalian."

Seorang pria yg berjanggut itu balik bertanya, "Apakah suami anda sudah pulang ?" Dan wanita itu menjawab,"Belum, dia sedang keluar" Kata mereka,"Oh, kalau begitu, kami tidak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suami anda kembali". Pada sore harinya, ketika semua anggota keluarga telah berkumpul, sang istri menceritakan hal itu kepada suaminya. Pada awalnya, merekapun bingung tetapi sang suami berkata kepada istrinya,"Aku telah kembali, dan mereka boleh masuk untuk menikmati makan malam ini."

Wanita itu keluar & mengundang mereka masuk ke dalam. "Maaf, kami semua tidak bisa masuk bersama-sama," kata ketiga pria itu bersamaan. "Lho, mengapa ?" tanya wanita itu keheranan. Salah seorang pria berjenggot itu berkata,"Ini namanya Kekayaan," sambil menunjuk pria berjenggot di sebelahnya, "Yang ini bernama Kesuksesan," sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya,"Sedangkan aku bernama Cinta. Sekarang, coba tanyakan kepada suamimu, siapa di antara kami yg boleh masuk ke dalam rumahmu."

Wanita itu kembali masuk ke dalam, dan memberi tahu suaminya. Sang suami merasa heran. "Oh, menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, kamu ajak si Kekayaan untuk masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan," Istrinya tidak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya,"Sayangku, kenapa kita tidak mengundang si Kesuksesan saja ? Sebab sepertinya kita memerlukan dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita."

Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun mengusulkan siapa yg akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yg masuk ke dalam Rumah kita ini akan nyaman & penuh dengan kehangatan Cinta." Mereka pun setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah kalau begitu, ajak masuk si Cinta ke dalam. Dan malam ini, si Cinta akan menjadi teman santap malam." Wanita itu pun keluar & bertanya kepada ketiga pria itu,"Siapa di antara anda yg bernama Cinta ? Ayo , silakan masuk, anda menjadi tamu kami malam ini. " Si Cinta bangkit & berjalan menuju beranda rumah. Ternyata kedua pria berjenggot yg lain nya pun ikut serta.

Karena merasa ganjil, Wanita itu bertanya kepada si Kekayaan & si Kesuksesan, "Aku hanya mengundang si Cinta yg masuk ke dalam, tetapi mengapa kalian ikut juga ?" Kedua pria itu menjawab secara bersamaan "Kalaua anda mengundang si Kekayaan atau si Kesuksesan, maka yg lain akan tinggal di luar. Namun anda mengundang si Cinta, maka, ke mana pun Cinta pergi, kami akan selalu ikut bersamanya. Di mana ada Cinta, maka Kekayaan & Kesuksesan juga akan ikut. Sebab, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yg bisa melihat. Hanya dia yg bisa menunjukkan kepada kita jalan kebaikan, kepada jalan yg lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan, saat kami menjalani hidup ini."

Read more...

Jumat, Februari 05, 2010

Kekuatan Cinta Kasih

By: Edi S.

Mengapa ada beberapa orang yang mampu melewati badai cobaan paling dahsyat dalam hidupnya dan tetap berdiri tegar. Sementara beberapa lainnya selalu mengeluh, complain terus tentang setiap gangguan kecil dalam hidupnya dan akhirnya semakin terpuruk?

Ada sebuah kisah yang indah yang bisa menjelaskannya.

Suatu saat, hidup seorang yang sangat dipenuhi oleh roh kasih dalam hidupnya. Ketika ia meninggal, semua orang mengira bahwa manusia sepertinya pasti langsung masuk ke Surga.Tetapi karena sesuatu dan lain hal, malaikat di Surga berbuat kesalahan.
Ia kelewatan nama orang itu dan berpikir karena orang tersebut tidak terdaftar di Surga, tempatnya adalah di 'tempat satunya lagi' dan ia langsung mengirimnya ke Neraka! Dan di Neraka, tidak ada yang men-cek reservasi anda. Semua yang dibuang di sana adalah penghuni abadi.
Jadi begitulah, orang tersebut tinggal tanpa membantah karena ia berpikir mungkin dia belum layak untuk tinggal di surga.Hanya seminggu kemudian, Raja Iblis pergi ke Surga. Marah-marah menuduh bahwa Kerajaan Surga telah melakukan terorisme di Neraka.'Ada apa?', tanya malaikat Surga.Sang Raja Iblis berteriak dengan murka."Apa maksud kalian mengirim orang ini ke Neraka. Dia benar-benar merusak tempatku. Sejak awal, dia tidak pernah membalas siapa pun yang menyakitinya. Malahan ia selalu mendengarkan, mengasihi dan menghibur yang lain. Sekarang semua penghuni di sekeliling orang ini mulai saling memeluk dan mengasihi satu dengan lainnya. Ini bukan Neraka yang ku-kehendaki. Ini orangnya aku kembalikan, aku tidak perduli. Pokoknya aku tidak bisa menerimanya di kerajaan-ku!"

Dan kisah di atas ditutup dengan pesan :"Maka hiduplah dengan penuh cinta dan kasih dalam hatimu. Sehingga apa pun yang terjadi denganmu, sampai sekalipun malaikat melakukan kesalahan dan mengirim-mu ke Neraka, Sang Iblis sendiri yang akan mengantarmu kembali ke Surga.
"Selamat beraktivitas, Tuhan memberkati, amin.

Read more...

Selasa, Januari 19, 2010

HATI

by: Edi S.

Kita lahir dengan satu hati jauh dalam tulang iga, artinya penghargaan dan pemberian cinta kasih diharapkan berasal dari hati yg terdalam.
Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah dariNya.


Sebenarnya kita tidak tahu letak hati atau budi yang merupakan suara Allah di dalam diri kita, seringkali waktu menunjuk hati kita menunjuk ke rongga dada kita. Secara fisik letak organ hati bukan disitu, mungkin jantung lebih dekat di daerah situ. Memang hati atau budi itu bukanlah organ hati yang ada dalam tubuh kita, yang memiliki fungsi tertentu.

Tetapi dimanapun letak hati itu, bukan lah masalah yang terlalu penting; yang penting hati ada di dalam diri kita dan ia adalah sumber cinta kasih, karena hati adalah tempat Tuhan bekerja untuk mengingatkan kita. Kita sering mengatakannya sebagai ‘suara hati’, yaitu suara Tuhan sendiri yang merupakan sumber kebaikan.

Hati adalah salah satu anugrah Tuhan, selain otak atau pikiran, kepada manusia sebagai ciptaannya yang terbaik. Dengan hati kita dapat mencintai, menentukan mana yang benar atau salah. Marilah kita gunakan hati dengan lebih baik lagi; lakukanlah segala sesuatu dengan hati, maka kita melakukannya dengan cinta kasih yang murni, tanpa mengharapkan balasan apa pun. Dan percayalah bila kita memberi, maka pasti kita pun akan menerima kembali cinta kasih dan sukacita yang lebih indah lagi dari Tuhan.

Selamat beraktivitas...


Read more...

Jumat, Januari 15, 2010

MEMBERI

by. Edi S.












Bangunlah kebiasaan MEMBERI dengan cara :
1. Bawalah "Hadiah" bila ingin bertemu seseorang, misalnya coklat, bunga, atau doa.
2. Syukuri setiap pemberian yang anda terima, misalnya pagi yang segar, sinar matahari yang hangat, atau sapaan tetangga.
3. Bagikan cinta, tawa, pengetahuan yang anda miliki setiap saat.

Menurut saya, istilah “take and give” kurang tepat, karena ambil dulu baru memberi. Lebih baik istilah “give and take”, karena kita memberi terlebih dahulu dan kemudian kita dapat mengambilnya.

Mario Teguh mengusulkan yang lebih baik lagi, yaitu “give and receive”, kita memberi terlebih dahulu dan kita akan menerimanya kemudian.
Jadi kata kuncinya adalah ‘memberi’, tentu saja dalam hal ini berarti memberi yang tulus tanpa syarat apa pun. Marilah kita renungkan, apakah yang telah kita berikan kepada orang-orang yang kita kasihi? Apakah kita sudah memberikan kasih, perhatian, suka cita kepada keluarga kita?

Pemberian tersebut hendaknya juga diwujudkan dalam suatu tindakan yang nyata, misalnya dengan membawakan hadiah, berupa benda yang disenanginya, misalnya bunga, buku, coklat, atau doa.
Doa pun merupakan suatu hadiah yang menarik; bila kita mendoakan teman yang sedang sakit, maka ia pun pasti merasa bahagia. Tetapi memberi juga tidak cukup hanya bagi orang-orang yang kita kasihi.
Mampukah kita meningkatkannya menjadi memberi kepada orang-orang yang tidak kita kenal? Kita mungkin sudah melakukannya dengan memberi bantuan kepada korban bencana alam.
Masih ada satu tingkat yang lebih tinggi lagi, yaitu mampukah kita memberi kepada musuh kita? Salah satu pemberian yang sangat berharga adalah memberi MAAF.

Selain belajar memberi kita pun harus belajar menerima, maksudnya kita perlu mensyukuri semua yang telah kita terima, misalnya sinar matahari yang hangat dari Tuhan, senyum dari teman sekantor dll. Marilah kita terus belajar untuk memberi dan juga memberi syukur atas semua yang kita terima !

Selamat beraktivitas...

Read more...

Senin, Januari 04, 2010

“A Relaxed Mind,
A Peaceful Soul,
A Joyful Spirit,
A Healthy Body & Heart full of Love..
All these are my Prayers for You..Wish a Happy & Prosperous New Year”

Read more...

Kategori